Tartil dalam membaca Al Qur'an
Al Qur'an adalah wahyu Allah SWT yang terkhir disampaikan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara jibril. Satu dari sekian banyak kemukjizatan Al Qur'an adalah balasan pahala bagi yang membacanya terlebih mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Al Qur'an memiliki banyak keistimewaan yang tidak dijumpai didalam kitab-kitab lain, sampai cara membacanyapun juga harus sesuai dengan aturan mainnya atau tart. Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an Surat Al Muzzamil ayat empat : “Dan bacalah Al-Qur’an itu secara tartil (perlahan-lahan),”
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW supaya membaca Al-Qur’an secara seksama (tartil). Yakni membaca Al-Qur’an dengan perlahan-perlahan dengan bacaan yang fasih serta merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu sehingga berkesan di hati.
Menurut Ustadz Fathoni, menukil pendapat Sayyidina Ali bin Abi Thalib, tafsir dari tartil adalah tajwidul huruf wa ma’rifatul wuquf, yakni membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Qur’an dan mengetahui ihwal waqaf. Maka dapat di¬garisbawahi bahwa perintah membaca Al-Qur’an itu bukan sekadar tartil, akan tetapi tartil yang se-tartil-tartil-nya, atau tartil secara maksimal dan optimal.